KGD PENANGANAN LUKA DAN PATAH TULANG
Jenis Perdarahan Luar :
Teknik Mengendalikan Perdarahan Luar
- Tekan langsung tepat diatas luka dengan penutup luka. Umumnya perdarahan akan berhenti ± 5 s.d.15 menit. Jika perdarahan belum berhenti, tambahkan penutup luka tanpa melepas penutup luka sebelumnya.
- Tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari jantung. (biasanya hanya pada cedera alat gerak saja).
- Tekan pada pembuluh nadi diantara luka dengan jantung.
Teknik lain Mengendalikan Perdarahan Luar
- Immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
- Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada kasus tertentu saja)
- Kompres dingin
Cedera Jaringan Lunak (Luka)
- Jaringan lunak tubuh meliputi kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar, otot & saraf.
- Cedera jaringan lunak (luka) berdasarkan keterlibatan jaringan kulit, dibagi menjadi :
- Luka Terbuka : cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit.
- Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak disertai dengan kerusakan jaringan kulit.
Jenis – Jenis Luka
Jenis Luka terbuka :
- Luka lecet
- Luka sayat / iris
- Luka robek
- Luka tusuk (termasuk dalam hal ini luka tembak)
- Luka sobek (avulsi)
- Luka amputir (amputasi)
- Luka gigitan & sengatan
- Cedera remuk terbuka
- Luka bakar
Luka Sobek/Avulsi & Luka Robek
Luka Tusuk, luka Tembus & Luka Gigitan Binatang
Luka Amputir (Amputasi)
Luka memar & Hematoma
Perawatan Luka Terbuka
- Pastikan daerah luka terlihat.
- Bersihkan daerah sekitar luka.
- Kontrol perdarahan bila ada.
- Lakukan penatalaksanaan syok pada luka yang parah.
- Cegah kontaminasi lanjut.
- Beri penutup luka & balut bila perlu.
- Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah.
- Tenangkan penderita.
- Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Perawatan Luka Tertutup
- Pastikan daerah cedera terlihat.
- Perawatan luka tertutup dilakukan seperti halnya perdarahan dalam.
- Khusus untuk memar dapat dilakukan :
- R = rest
- I = ice pack
- C = compressed
- E = elevation
- Tenangkan penderita.
- Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Prinsip Penutupan & Pembalutan Luka
- Penutupan meliputi seluruh permukaan luka.
- Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan yang masih mengalir
- Pemasangannya harus memenuhi prinsip aseptik
- Jangan dipasang pembalut sebelum perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan.
- Balutan tidak terlalu kencang/longgar & jangan biarkan ujung sisa terurai.
- Jangan menutup ujung jari. Bagian itu bisa jadi petunjuk.
- Bila luka kecil upayakan untuk memperluas daerah pembalutan
- Untuk anggota gerak balut dari distal ke proksimal
- Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Cedera Sistem Otot Rangka : Jenis Patah Tulang
* Patah Tulang tertutup.
Tidak ada luka , permukaan kulit utuh, Fragmen tulang tidak berhubungan dengan udara luar.
* Patah tulang terbuka.
Ada luka terbuka, kulit di atas/dekat bagian yang patah rusak, fragmen tulang mungkin terlihat atau menonjol keluar.
Cedera Sistem Otot Rangka : Tanda & Gejalanya
Cedera Sistem Otot Rangka : Pertolongan Pertamanya
- Lakukan prosedur penilaian penderita.
- Kenali & atasi keadaan yang mengancam nyawa, jangan terpancing dengan cedera yang terlihat berat.
- Pasang bidai leher (neck collar) dan beri oksigen jika ada sesuai protokol.
- Ingat pada cedera alat gerak, lakukan pemeriksaan GSS sebelum & sesudah perawatan.
- Stabilkan bagian cedera secara manual sampai saat tindakan immobilisasi selesai dilakukan, jangan sampai menambah rasa sakit pada penderita.
- Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
- Atasi perdarahan & rawat luka yang terjadi.
- Siapkan alat & bahan pembidaian selengkapnya.
- Lakukan pembidaian sesuai dengan prinsip-prinsip pembidaian.
- Untuk mengurangi rasa sakit penderita, istirahatkan bagian yang cedera, kompres dingin (pada cedera tertutup) & pemberian analgetik bisa dipertimbangkan.
- Letakan penderita pada posisi yang nyaman.
- Bila ditemukan cedera terkilir, istirahatkan & tinggikan daerah yang cedera. Beri kompres dingin (maks. 30 menit) setiap jam jika perlu. Balut tekan & tetap tinggikan.
- Lakukan pemeriksaan berkala & rujuk ke fasilitas kesehatan.
Pembidaian : Tujuan & Macamnya.
Pembidaian :
Tindakan penggunaan alat bantu guna menstabilkan bagian tubuh yang cedera.Tujuannya :
1. Mencegah pergerakan (immobilisasi) bagian yang cedera.
2. Menghindari terjadinya cedera baru.
3. Mengistirahatkan.
4. Mengurangi rasa nyeri.
Macam-macam Bidai :
* Bidai keras
* Bidai yang dapat dibentuk.
* Bidai traksi.
* Gendongan/belat/bebat.
* Bidai improvisasi.
Alat bidai harus cukup kuat & ringan agar bisa difungsikan sebagai penopang.
Prinsip-Prinsip Pembidaian
- Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada penderita.
- Paparkan bagian yang cedera, rawat perdarahan yang terjadi.
- Buka pakaian & perhiasan penderita yang sekiranya menutupi/mengganggu di daerah yang cedera.
- Nilai GSS – gerakan, sensasi, sirkulasi – bagian distal yang cedera sebelum melakukan pembidaian.
- Siapkan dahulu peralatan selengkapnya.
- Jangan mencoba merubah posisi bagian yang cedera, usahakan bidai pada posisi saat ditemukan.
- Jangan mencoba memasukan bagian tulang yang patah.
- Sebelum dipasang, ukur dahulu bidai pada anggota tubuh penderita yang sehat.
- Bila cederanya adalah patah tulang, bidai sepanjang dua sendi yang mengapit tulang yang patah tersebut.
- Bila cederanya adalah sendi, bidai sepanjang tulang yang mengapit tulang yang patah tersebut, bidai pula sendi distalnya.
- Bila memungkinkan, lapisi dahulu bidai dengan bahan yang lunak/lembut.
- Isi bagian kosong diantara tubuh dan bidai dengan pelapis yang berbahan lunak/lembut.
- Ikatan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar.
- Ikatan cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
- Satukan dengan tubuh atau alat gerak yang lain.
- Nilai GSS setelah selesai pembidaian, bandingkan dengan GSS saat sebelum dibidai.
- Melakukan pembidaian memerlukan waktu, meski begitu lakukan dengan efektif & efisien.
- Jangan membidai berlebihan. Penggunaan papan spinal atau bidai tubuh akan sangat membantu menghindari banyaknya pembidaian & lamanya waktu pada satu penderita
Pembidaian Untuk Cedera Alat Gerak Atas
Pembidaian Untuk Cedera Alat Gerak Bawah
Patah Tulang Iga
- Kemungkinan terjadi lebih besar pada usia tua.
- Penyulit yang mungkin terjadi adalah patahan tulang merobek lapisan pleura sehingga paru bocor & terjadi pneumothoraks, hemothoraks atau gabungan keduanya.
- Flail chest : terjadi patah tulang iga majemuk dimana satu atau lebih tulang iga patah menjadi tiga bagian atau lebih.
Tanda & Gejala
- Nyeri dada saat bernapas.
- Perubahan bentuk dada & dinding dadanya.
- Dinding dada tidak mengembang baik saat bernapas, bahkan terjadi gerakan paradoks (ada bagian dada yang bergerak berlawanan)
- Penderita terkesan melindungi bagian yg.cedera (guarding position).
- Memar yang jelas & luas di daerah dada.
- Pelebaran pembuluh balik leher, mata merah, sianosis, bagian tubuh atas bengkak.
- Batuk darah & muncul tanda syok.
Penanganan Patah Tulang Iga
- Lakukan prosedur penilaian, buka jalan napas.
- Berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Bersiap melakukan BHD & RJP.
- Periksa fisik dada korban, temukan apakah ada tanda adanya perdarahan dalam.
- Hentikan perdarahan luar jika ada.
- Berikan bantalan pada bagian yang patah.
- Pada kasus flail chest, upayakan bagian yang patah terganjal sehingga tidak ikut bergerak saat bernapas
- Pasang gendongan lengan di sisi dada yang cedera.
- Biarkan penderita dalam posisi yang dianggap paling nyaman, yakni bisa memberi ruang gerak dada maksimal sesuai keadaannya.
- Pantau tanda vital secara berkala
- Tangani syok yang dialami & rujuk ke RS secepatnya.
*Dirangkum dari berbagai sumber
Ditulis Oleh : friend of the night ~ Bloger
Sobat sedang membaca artikel tentang KGD PENANGANAN LUKA DAN PATAH TULANG . Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste dengan menggunakan Ctrl C dan menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya